SELAMAT DATANG ... :)

Rabu, 17 April 2013

Tuhan


Tuhan
Izinkan aku untuk mengeja sebuah kata yang berarti tentang kehidupan  yang  fana ini
Aku belum lancar untuk mengeja hidup ini dan aku belum hafal jalan mana yang benar
Tuntun ku , ajar ku mengetahui mau MU 
Tuhan
Aku mengeluh karna sulitnya hidup ini
Aku menangis karna jeritan hati yang terlalu sakit
Aku bersedih karna cambuk dunia terlalu kejam
Bila ku tersenyum itu hanya hiasan wajah agar semua orang tahu aku baik-baik saja
Tapi aku malu
Aku hancur
Saat ku tahu aku hanya hamba MU yang tak bersyukur akan hidup indah ini
Aku masih kesel karna tubuhku tidak KAU ciptakan sesempurna artis dari Negara lain
Aku juga sebel saat rambut ku tak seindahmodel
Dengan itu Tuhan bantu aku
Bantu aku mensyukuri pemberianMU
Bantu aku mencinta diriku
Bantu aku untuk menahan air mata ini lebih dalam


Thanks God


Kamis, 28 Februari 2013

Arti Sahabat ???

Kalau ada pertanyaan tentang apa sih arti seorang sahabat, coba baca ini :
Kamu tau arti sahabat, apa berbedaanya dengan teman ?
Sahabat adalah orang yang paling dipercaya, yang bisa diajak cerita tentang masalah kita, yang ada di saat kita butuh atau bahkan saat kita tidak butuhpun sahabat ada disamping kita untuk menemani kita. Seorang sahabat sejati sulit sekali untuk kita cari atau kita jumpai, karena mencari sabat sejati itu memang bener-bener sangat sulit.
Teman adalah seseorang yang kita kenal dan seseorang yang bisa kita jumpai disaat tertentu atau tidak selamanya kita jumpai. Mencari teman itu mudah bahkan sangat mudah, kita cuma menemui orang yang tidak kita kenal, lalu mengajaknya kenalan, ketika sudah kenal maka ia sudah bisa kita anggap sebagai teman.
Sahabat adalah seseorang yang kalau kita lagi sedih ia bisa membuat kita tersenyum sementara ketika kita senang dia akan lebih senang dari kita. Yap, rasanya nggak terlalau berlebihan kalau keberadaan seorang sahabat emang sangat istimewa, Ia menjadi zat penting yang memberi warna dalam kehidupan kita. So, punya sahabat bukan lagi sebuah keharusan melainkan kebutuhan, pasti anda setuju bukan? Nah buat kamu yang sampai detik ini belum menemukan seseorang yang cocok intuk menjadikan sahabat, coba deh lebih keras lagi berusaha mencarinya. Punya sahabat itu ga ada ruginya, malah akan lebih banyak rezeki he…, sebab sekali lagi sahabat membuat hari-hari anda akan lebih hidup dan bermakna. Ga percaya, kalo gitu coba deh baca point-point berikut, dijamin kamu akan termotivasi untuk mencari sebanyak-banyaknya. Itu pun kalau kamu bisa menyimaknya bukan sekadang baca doang.
Sahabat itu teman curhat, ngga ada istialh stress ketika dirundung masalah, seberat apapun masalah itu kalau kita punya sahabat. Dalam hal ini sahabat bisa menjadi tempat berbagi cerita, teman curhat, yang nyaman. Kita bisa ngungkapin semua perasaan kita selain kepada keluarga (kalau jauh dari keluarga) atau pacar (sebaiknya jangan) yaitu kepada sahabat kita. Sahabat itu adalah dewa penolong. Butuh bantuan, butuh pertolongan kenapa engga lari ke sahabat. Siapa tau dia bisa bantu, bisa kasih solusi, atau paling tidak sekedar opini. Tapi bukan berarti setiap masalah harus lari ke sahabat, yang paling baik dan utama adalah dengan menyelesaikannya dengan sendiri, baru ke keluarga terus orang terdekat yaitu sahabat dan tidak lupa minta kepada yang di atas. Belajar mandiri ceritanya.
Sahabat itu orang yang yambung diajak ngobrol, enak diajak diskusi, teman berbincang yang menyenangkan dan semua itu akan tercapai manakala kamu bisa saling mengenal kepribadiannnya masing-masing (takut orangnya suka ngomongin rahasia orang, gawat men…), Sahabat itu orang yang dengan kelapangan hatinya bisa mengerti kita, dengan keterbukaan tangannya bisa menerima kita apa adanya, tanpa pernah berusaha mempengaruhi apalagi mengubah keadaan kita.
Sahabat itu cermin bagi diri kita, rujukan tempat kita mengekspresikan diri. Sahabat itu seperti tubuh, bila tubuh kita salah satu sakit, maka yang lain akan merasa sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti dengan mulut refleks akan bilang “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa diminta dan tanpa disuruh, begitu juga seorang sahabat dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan, dan itu dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, ya seperti tubuh kita yang sakit tadi.
Kalau begitu, siapa sahabat kamu?

Ciri-Ciri Wanita Soleha


Ciri-Ciri Wanita Soleha
Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari.

Hikam :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Rosulullah SAW bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah." (HR. Muslim)

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Pada prinsipnya wanita solehah adalah wanita yang taat pada Allah, taat pada Rasul. Kecantikannya tidak menjadikan fitnah pada orang lain. Kalau wanita muda dari awal menjaga dirinya, selain dirinya akan terjaga, juga kehormatan dan kemuliaan akan terjaga pula, dan dirinya akan lebih dicintai Allah karena orang yang muda yang taat lebih dicintai Allah daripada orang tua yang taat. Dan, Insyaallah nanti oleh Allah akan diberi pendamping yang baik.

Agar wanita solehah selalu konsisten yaitu dengan istiqomah menimba ilmu dari alam dan lingkungan di sekitarnya dan mengamalkan ilmu yang ada. Wanita yang solehah juga dapat berbakti terhadap suami dan bangsanya dan wanita yang solehah selalu belajar. Tiada hari tanpa belajar.
Banyak orang yang menyangka bahwa pernikahan itu indah. Padahal sebetulnya? Indah ...sekali. Tak sedikit yang menyesal, kenapa tak dari dulu menikah.

Sahabat, itu adalah secuplik ungkapan yang lazim terdengar tentang pernikahan. Namun jelas, tak segampang yang dibayangkan untuk membina sebuah keluarga. Membangun sebuah keluarga sakinah adalah suatu proses. Keluarga sakinah bukan berarti keluarga yang diam tanpa masalah. Namun lebih kepada adanya keterampilan untuk manajemen konflik.

Ada tiga jenis manajemen konflik dalam rumah tangga, yaitu pencegahan terjadinya konflik, menghadapai tatkala konflik terlanjur berlangsung, dan apa yang harus dilakukan setelah konflik reda.

Pada kesempatan pertama, insya Allah kta akan mengurai tentang bagaimana meminimalkan terjadinya konflik di dalam rumah tangga kia.

1. Siap dengan hal yang tidak kita duga
Pada dasarnya kita selalu siap untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Mudah bagi kita bila yang terjadi cocok dengan harapan kita. Namun, bagaimanapun, setiap orang itu berbeda-beda. Tidak semuanya harus sama "gelombangnya" dengan kita. Maka yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri agar potensi konflik akibat perbedaan ini tidak merusak.

Dalam rumah tangga, bisa jadi pasangan kita teryata tidak seideal yang kita impikan. Maka kita harus siap melihat ternyata dia tidak rapi, tidak secantik yang dibayangkan atau tidak segesit yang kita harapkan., misalnya. Kita harus berlapang dada sekali andai ternyata apa yang kita idamkan, tidak ada pada dirinya. Juga sebaliknya, apabila yang luar biasa kita benci. Ternyata isteri atau suami kita memiliki sikap tersebut.

2. Memperbanyak pesan Aku
Tindak lanjut dan kesiapan kita menghadapi perbedaan yang ada, adalah memeperbanyak pesan aku. Sebab, umumnya makin orang lain menegetahui kita, makin siap dia menghadapi kita. Misalnya sebagai isteri kita terbiasa katakanlah mengorok ketika tidur. Maka agar suami dapat siap menghadapi hal ini, kita bisa mengatakan "Mas, orang bilang, kalau tidur saya itu suka ngorok,.... jadi Mas siap-siap saja. Sebab, sebetulnya, saya sendiri enggak niat ngorok."

Lalu sebagai suami, misalnya kita menyatakan keinginan kita: "Saya kalau jam tiga suka bangun. Tolonglah bangunkan saya. Saya suka menyesal kalau tidak Tahajjud. Dan kalau sedang Tahajjud, saya tidak ingin ada suara yang mengganggu."

Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi riak-riak masalah akaibat satu sama lain tidak memahami nilai-nilai yang dipakai oleh pasangan hidupnya. Sebab sangat mungkin orang membuat kesalahan akibat dia tidak tahu tata nilai kita. Yang dampaknya akan banyak muncul ketersinggungan-ketersinggungan. Maka di sinilah perlunya kita belajar memberitahukan. Memberitahukan apa yag kita inginkan. Inilah esensi dari pesan aku.

Dengan demikian ini akan membuat peluang konflik tidak membesar. Karena kita telah mengkondisikan agar orang memahami kita. Sungguh tidak usah malu menyatakan harapan ataupun keberatan-keberatan kita. Sebab justru dengan keterbukaan seperti ini pasangan hidup kita dapat lebih mudah dalam menerima diri kita. Termasuk dalam hal keberadaan orang lain.

Misalnya orang tua kita akan datang. Maka adalah suatu tindakan bijaksana apabila kita mengatakan kepada suami tentang mereka. Sebagai contoh, orang tua kita mempunyai sikap cukup cerewet, senang mengomentari ini itu. Maka katakan saja: "Pak... saya tidak bermaksud meremehkan. Namun begitulah adanya. Orang tua saya banyak bicara. Jangan terlalu difikirkan, itu memang sudah kebiasaan mereka. Juga dalam hal makanan, yang ikhlas saja ya Pak...kalau nanti mereka makannya pada lumayan banyak..."

Sungguh sahabat, makin kita jujur maka akan semakin menentramkan perasaan masing-masing di antara kita.

Alkisah, ada sebuah keluarga. Sering sekali terjadi pertengkaran. Akhirnya, suatu ketika si isteri bicara "Pak, maaf ya, keluarga kami memang bertabiat keras. Sehingga bagi kami kemarahan ...

Selasa, 26 Februari 2013

Petualangan Libur Sekolah


Petualangan Libur Sekolah


W
aktu itu memang saat di mana kami sedang liburan kenaikan kelas. Aku dan teman-teman telah merencanakan kegiatan cycling ke Gua Selarong sejak beberapa hari sebelumnya. Hari itupun tiba. Aku berencana meminjam sepeda di rumah nenekku karena sepedaku sedang rusak. Setelah meminjam sepeda, aku berangkat menuju Bendungan Sudo.  Bendungan itu terletak di Sungai Progo. Dan di sana telah ada dua temanku yaitu Arif dan Rangga yang datang terlebih dahulu. Kemudian kami memutuskan untuk bertemu dengan teman-teman lainnya yang ada di sekolah. Sesampainya di sana, ternyata mereka belum sampai dan masih di perjalanan. Beberapa menit kemudian, mereka datang. “Hei, sudah lama menunggunya?” sapa Arifin, Wisnu, dan Diky bersama-sama.  “Tidak kok !” jawabku. “ Sekarang kita menjemput Megy saja yuk, katanya dia mau ikut kita,” ajak Rangga dan Arif. “Ya, baiklah,” jawab aku dan teman-teman yang lain.
Kemudian kami menuju Bundaran Srandakan. Aku, Diky, Wisnu, dan Arifin menunggu di sebelah utara Bundaran, sedangkan Arif dan Rangga yang menjemput Megy. Rumah Megy memang tidak jauh dari tempat itu. Setelah seperempat jam menunggu, akhirnya Megy bersama Arif dan Rangga tiba. Karena semua teman sudah berkumpul, kami memutuskan untuk segera berangkat menuju Gua Selarong agar tidak terlalu kesiangan. Kami lewati jalanan lurus dan juga naik turun. Udara panas membuat tenggorokan kami kering. Lelah mulai terasa, tetapi kami tetap semangat. Kami lewati desa-desa dan jalan raya. Kadang-kadang, kami juga bingung, jalan mana yang mau dipilih. Tetapi pada akhirnya, kami sampai di gerbang menuju Gua Selarong. Rasa lelah pun telah berganti kebahagiaan. Kemudian, kami memakirkan sepeda masing-masing, dan tak lupa membayar tiket masuknya. Itu adalah pertama kalinya aku mengunjungi Gua Selarong. Dan menjadi sebuah pengalaman yang berharga bagiku. Saat kami berjalan, terlihat beberapa pedagang yang mulai menjajakan dagangannya. Kami hentikan langkah kami di sebuah sendang. Terlihat di sana air yang mengering dan berbagai sampah yang berserakan. Kemudian kami menuju air terjun. Di sana kami bermain-main dengan menaiki batu-batu besar dan juga mengambil foto-fotonya.
Setelah puas bermain, kami menaiki tangga-tangga. Dan sampailah kami di tingkatan kedua. Di sana ada Gua yang bernama Gua Kakung dan Gua Putri. Dan konon katanya, gua-gua itu digunakan oleh Pageran Diponegoro untuk bersembunyi dari serangan Belanda. Gua itu memang tidaklah terlalu dalam lubangnya, tetapi gua itu menyimpan sejarah yang sangat panjang. Setelah melihat gua, kami menaiki tangga dan mencapai puncak yang paling atas. Di sana terdapat sebuah gardu yang bisa digunakan untuk beristirahat. Di sana kami makan makanan kecil yang dibawa dari rumah dan beristirahat sebentar.

Setelah itu, naluri jelajah kami mulai muncul. Kami penasaran ingin mengetahui di mana makam Mbah Machfud dan makam Mbah Soleh berada. Kami berjalan menyusuri jalan yang berbatu dan sepi. Bolak-balik kami mencarinya. Tetapi entah kenapa, kami tidak menemukannya, walaupun kami sudah membaca denah yang ada. Karena putus asa dan lelah, kami kembali ke gardu untuk beristirahat.

Kemudian kami turun dan kembali ke tempat parkiran sepeda. Di sana kami berfoto dan bercanda bersama dengan perasaan senang. Karena waktu  sudah menunjukkan pukul satu siang, kami pun tidak lupa untuk salat dzuhur dahulu. Tak jauh dari tempat parkiran, ada sebuah mesjid. Lalu kami shalat di mesjid itu. Setelah selesai salat , kami beristirahat dan tiduran sebentar. Kemudian saat tenaga mulai terkumpul, kami bergegas mengambil sepeda kami. Semuanya mulai menaiki sepeda, tetapi tidak tahu ke mana kita akan pergi. “Gimana kalau kita ke rumahnya Udin, terus kita makan buah melon di sana,” usul Rangga kepada teman-teman. “O ya, kami setuju itu,” jawab teman-teman lain.
Lalu kami melanjutkan perjalanan ke rumahku. Kami menyusuri jalanan yang panjang dan panas. Jalan pulang ini berbeda dengan jalan waktu berangkat. Kami merasa lelah, tetapi tetap menikmati perjalanan yang cukup menarik ini. Banyak debu dan asap kendaraan menerpa, tapi tak sedikitpun menggoyahkan tekad kami. Perjalanan pulang memang terasa lebih cepat dari pada keberangkatannya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, kami akhirnya tiba di Sungai Progo. Di sana terdapat perahu atau gethek yang terbuat dari bambu. Perahu itu dikemudikan oleh beberapa orang dengan menggunakan bambu panjang. Saat perahu tiba, kami naikkan sepeda-sepeda kami. Banyak juga selain kami yang naik di perahu itu. Perahu itu digunakan karena jembatan yang terbuat dari bambu telah rusak terkena arus air yang kuat. Untuk sebagian teman-temanku, itu adalah pengalaman pertama mereka naik perahu bambu dan mereka merasa senang.
Sampai di seberang sungai, berarti telah sampai di Kulon Progo. Kemudian kami turun dan membayar biaya transportasinya, setiap sepeda seribu rupiah. Aku pun mengajak mereka untuk segera naik sepeda dan melanjutkan perjalanan ke rumahku. ”Ayo, nanti kesorean, kalian ikuti Aku dan Arif, lewati saja jalan ini,” ajakku. Lalu kami menaiki sepeda kami dan mulai bersepeda kembali. Sekitar tiga kilometer lagi kami sampai di rumahku. Kami kencangkan laju sepeda kami. Beberapa jalan ada yang naik turun dan juga ada yang rusak. Tapi kami tetap melewatinya dengan hati yang riang. Canda tawa di jalan menemani kami agar kami tidak cepat merasa bosan.
Sedikit-demi sedikit kami pun hampir sampai. Saat berada di sebuah turunan, temanku yang bernama Arifin atau sering kami panggil Ipin telah melaju dengan cukup kencang. Dia hampir menabrak truk pengangkut melon yang sedang parkir. Tak tau kenapa, dua kali ke rumahku, dua kali juga dia hampir menabrak truk melon. Ya mungkin karena saat itu rem sepedanya sedang rusak.
Lalu sampailah kami di rumahku. Saya dan teman-teman memakirkan sepeda di halaman rumah dan segera masuk ke rumahku. Di sana aku menawari teman-temanku untuk makan buah melon. Kebetulan waktu itu sedang panen buah melon. “Silahkan, ayo melonnya dimakan,” tawarku kepada teman-teman. “Oya jelas, tentu kami tidak akan sungkan menghabiskannya,” sahut salah seorang temanku. Suasana senang dan tawa bercampur menjadi satu. Dan itu membuat kenangan yang indah untuk tidak bias dilupakan. Selesai makan, aku dan teman-teman bermain sepak bola di halaman rumah.
Setelah itu, kami beristirahat sebentar dan melanjutkan untuk makan. Semuanya selesai, teman-temanku berpamitan untuk pulang karena sudah lelah dan sudah sore. “Karena sudah sore, kami pulang dulu, ya, Din,” pamit teman-temanku. “Ya, baiklah, hati-hati di jalan, karena banyak jalan yang terjal,” jawabku kepada mereka. Mereka pun pulang dengan mengayuh sepedanya masing-masing. Dan itu menjadi akhir petualangan kami di hari itu. Walaupun melelahkan, tetapi tetap menyenangkan dan mengesankan.

Seeruu..Sepinya Riak Citarik


Sepinya Riak Citarik

“Windy….. hari ini tamunya dikit, kamu ngga usah turun ya….!!!” Teriak pak Hasan yang merupakan field manager perusahaan rafting operator dimana Windy bekerja sebagai river guide. “Biar yang cowok-cowok aja yang turun” lanjut pak Hasan, “baik pak,” jawab Windy dengan sembari mengacungkan jempol kanannya pada pak Hasan yang tengah berdiri di pinggir sungai dekat beberapa perahu karet tertambat. Windy kembali memainkan tangannya pada aliran air sungai Citarik yang mengalir dari batu tempat dia tengah duduk dari seperapat jam yang lalu. Dia begitu mencitai sungai ini dan begitu membencinya juga, Cintanya pada sungai ini yang telah membulatkan tekatnya untuk menekuni profesi river guide dan telah dua tahun dilakukannya. Rasa benci yang akhirnya membuat dia menyukai sungai ini, rasa cinta yang timbul karena seringnya dia merenung diam di sungai ini serta rasa ingin mengalahkan setiap jeramnya. Windy menghela nafas yang tiba-tiba merasa sesak didadanya, dan kembali ingatannya melayang pada kejadian tiga tahun yang lalu.

“Hai, ransel kamu ngga bener tuh makenya, kalo dipakai seperti itu ransel kamu pasti akan menyiksa pinggang dan pundak kamu,” tiba-tiba saja sebuah suara menganggetkannya, saat itu Windy tengah berjuang terseok-seok memanggul ransel 40 liter menapaki jalan setapak rute pendakian Taman Nasional Gede Pangrango di Jawa Barat. Windy dan 4 orang temannya yaitu Luna, Arri dan Lucy melakukan ide mereka naik gunung cewek saja tanpa cowok. Karena menurut Lucy selama ini mereka selalu tergantung sama cowok dan sesekali boleh dong membuktikan kemampuan sisterhood mereka tanpa bantuan cowok, bagi mereka bertiga yang sering naik turun gunung pasti ngga masalah paling bedanya ngga bisa melakukan azaz manfaat dengan menggunakan charming mereka untuk berbagi berat dengan anak cowok. Tapi bagi Windy ini adalah pendakian pertama dia, dan dia ikutpun karena hasil bujukan dari teman se-gang nya ini, dengan dalih memupuk sisterhood akhirnya rayuan tiga konco lengketnya berhasil membuat dia berada di jalan setapak gunung gede dengan beban ransel 40 liter di pundaknya.

“coba sini saya bantu mengeset ulang ransel kamu” lanjut si cowok tadi yang masih ditatap oleh Windy disela nafas nya yang tersengal-sengal. Nih cowok datang dari mana, batin Windy. Dia menoleh kedepan tampak Luna berjarak hanya 100 meter diatas dia dengan ransel merah gede kesayangannya.

“kamu siapa? Mhm haa..mhmm ha..Kok tiba-tiba ada sini..mhmm ha..mhmm ha…? Kamu bukan hantu kan?” tanya Windy disela nafasnya yang tersengal-sengal karena tanjakan yang dilewatinya cukup tajam, memang rute gunung putri terkenal dengan tanjakannya, dari awal pendakian tadi dia mengomel panjang lebar sama ketiga sobatnya yang tega mengajak dia lewat jalur ini.

Cowok yang didepannya tersenyum, senyum pesodent, begitu julukan yang diberikan Windy setiap melihat senyum yang menampakan gigi putih rapi layaknya iklan pasta gigi itu.

“bukan-bukan, tadi aku jalan di belakang kamu kok cukup jauh jarak kita, terus di belokan dekat kali tadi aku sempat lihat kalian dari jauh, karena kalian jalannya ngga begitu cepat akhirnya kesusul sama aku,” jawab cowok itu sembari melepaskan ranselnya yang lumayan gede.

“kamu sendirian?” tanya Windy lagi dia melihat keatas tampak temannya tengah berhenti menunggu dia.

“ngga kok aku bertiga sama temanku yang dua lagi istirahat di kali kecil tadi aku jalan terus aja karena belum begitu capek,” katanya sambil senyum pepsodent, “coba lepasin ransel kamu deh aku setting ulang” pinta dia, Windy melepaskan ranselnya. Si cowok itu lalu memperbaiki sabuk bahu ransel Windy mengencangkan tali-talinya,

“mhmm kendor nih settingannya, ransel kamu bagus nih bisa di setel back systemnya, kalo nyetelnya bener akan lebih enak dibawa” si cowok itu nyerocos dengan istilah yang tidak dimengerti Windy karena dia sibuk memperhatikan wajah cowok yang tengah jongkok didepan ranselnya, wajah nya bersih rambutnya cukup lebat tapi terpotong rapi dan sebuah bandana berwarna merah terikat dikepalanya ala penyanyi Axel Rose dia mengenakan baju kaos warna hitam, dengan celana lapangan katun warna coklat.

Cakep juga selintas kata itu mencuat begitu saja di benak Windy, perawakan cowok ini tidak terlalu besar tapi tapi ransel yang dibawanya melebihi tinggi kepalanya saat disandangnya. Bayangan cowok ini jauh banget dari gambaran pendaki gunung yang biasanya item, gondrong, dan penuh dengan aksesory entah gelang atau kalung.

“tuh dah kelar coba deh kamu pakai,” tiba-tiba suara si cowok itu membuyarkan ketermaguannya.

“eh ii..ya..” jawab Windy sedikit terbata. “nah gimana? Rada enakan kan?” tanya cowok itu begitu ransel sudah menempel di punggung windy, “mhmm iya, enak pas dan stabil” jawab Windy, “tadi itu tali pundak ransel kamu itu buat ukuran tubuh orang yang lebih tinggi dari kamu, jadi aku sesuaikan dengan tubuh kamu. Kalo pake ransel, dasar ransel itu posisinya diatas pantat, sabuk pinggang persis ditulang panggul, jadi kita ngga sakit makenya,” cowok itu nyerocos begitu aja menjelaskan apa yang telah dia kerjakan dan ini sangat menarik perhatian Windy. “oiii windy lama amat sih brentinya cepetan, jangan ngobrol sama orang yang ngga dikenal..!!!!” teriak si tomboy Lucy dari atas tanjakan tempat mereka berhenti. “aku Bimo, nama kamu sapa?” ujar Bimo sambil mengurlurkan tangannya, “Windy” jawab Windy sambil membalas jabatan tangan Bimo yang terasa begitu kukuh. “Namanya bagus, Windy dari kata angin ya?” Windy hanya tersenyum dan kemudian beranjak hendak mulai menyusul teman-temannya, Bimo dengan tergesa-gesa memakai ranselnya dan berjalan mengikuti Windy dari belakang. “Kok ngga nunggu teman kamu?” tanya Windy, “ntar aja di shelter itu” jawab dia sambil menunjuk ketempat dimana ke tiga teman-teman Windy tengah beristirahat.

“Hei.. cowok elo godain temen gue ya…!!” Lucy dengan galaknya menegor Bimo begitu mereka sampe, “ih Lucy dia bantuin benerin ransel gue tadi” tanpa disadari Windy kalimat pembelaan itu menluncur begitu saja dari bibir mungilnya. “wah dibelain ya, ya dah elo selamat kali ini ya” kata Lucy lagi masih tetap galak. “ampuuunnnn…” jawab Bimo sambil menunjukan mimik lucu dan ini kontak membuat pecah tawa teman-teman Windy termasuk juga Windy. Suasana hening hutan gunung gede pagi itu pecah oleh tawa mereka berlima. Bimo kemudian memperkenalkan dirinya pada teman-teman Windy. Dan merekapun larut dalam obrolan yang khas anak-anak pendaki gunung, sesekali Windy terus mengamati Bimo yang menurutnya sangat dewasa cara berbicara dan bersikapnya tapi ngga ngebosenin karena rada kocak juga.

Windy dan teman-temannya melanjutkan perjalanan, sementara Bimo masih menunggu kedua temannya di Shelter tersebut. “kita jalan pelan kok pasti keuber ntar sama kalian” kata Luna pada Bimo saat mereka mulai berjalan, Windy hanya tersenyum dan dibalas oleh Bimo.

Hari masih terbilang pagi, selama menunggu temannya ada beberapa kelompok pendaki yang melewati Bimo. Jalur pendakian dari Gunung Putri ini, terbilang lebih cepat dari pada jalur pendakian dari Cibodas jika hendak mencapai Gunung Gede, tapi kemiringan tanjakannya cukup curam dan membuat nafas para pendaki seperti berburu dengan langkah mereka. Tidak berapa lama kemudian kedua teman Bimo yaitu Teguh dan Lingga sudah datang dan tanpa beristirahat lagi mereka terus mendaki, mereka ingin segera sampai di alun-alun surya kencana yang merupaan lokasi tempat mereka akan menginap malam ini. Angin lembut berhembus menerpa wajah Bimo, “mhhmm sejuk nya angin ini sesejuk wajah Windy” gumam Bimo halus…..”eh lo ngomong apaan Bim?” tanya Lingga karena sepintas mendengar gumaman itu, “ah ngga, anginnya sejuk” jawab Bimo sambil terus melangkah, “Bim, jangan terlalu buru-buru ah, gue kurang tidur nih semalam, pelan dikit, santai aja. Kapan perlu kita istirahat dulu yok laper nih,” Teguh berucap sambil menurunkan ranselnya tanpa menunggu persetujuan kedua temannya terlebih dahulu. “ ah elo brenti mulu sih…” sungut Lingga, “ya udah kita brenti” lerai Bimo, dan akhirnya mereka pun santai lagi menikmati snack dan minuman buah segar yang ada dalam bekal mereka.

Mendekati pos peristirahatan bernama Buntut Lutung, kelompok Bimo menyusul kelompok Windy yang tengah santai istirahat, “tuh kan pasti kesusul, kalian jalannya cepet banget,” ujar Luna, Bimo berhenti sementara kedua temannya terus berjalan, “dah lama berhenti?” tanya Bimo. “ya,…iiiyalah…., masak iya dong…” sahut Lucy yang dengan nada bercanda dan jawaban ini membuat teman-teman Lucy lainnya termasuk Windy tersenyum.

“Bimo ayo…. Lanjut…!!” teriak Teguh dari atas tanjakan, “Ok, aku duluan ya, sampe ketemu di surya kencana” pamit Bimo kepada rombongan Windy dan melirik ke Windy yang tersenyum manis pada dirinya.

“Sapa Bim?” tanya lingga, saat Bimo menyusul mereka, tadi gue kenal dijalan, “gile gerak cepat juga lu.., kayak Kopasus..aja gerak cepat..” gurau Teguh sembari memukul bahu sahabatnya itu. “ya …iyalah.., masak iya dong” jawab Bimo menirukan jawaban gurauan Lucy tadi, dan tawa mereka pecah karena itu.

Surya kencana sore itu cerah sekali masih sekitar jam tiga sore, rombongan Windy bergerak melintasi padang rumput yang banyak ditumbuhi bunga Edelweiis, bunga abadi yang sering disimbolkan sebagai perlambang cinta abadi yang kebetulan memang lagi tengah musimnya. Begitu memasuki kawasan alun-alun ini semerbak wangi edelweiss seakan menyeruak memenuhi indera penciuaman mereka. “duuhhh wanginya…, duhhh indahnya..” Windy yang baru pertama kali merasakan sensasi keindahan alam bebas ini tidak henti-hentinya berucap kagum, “ya iyalah gue ngga bakal ngajak elo ke gunung yang jelek” kata Lucy sembari memeluk bahu sahabatnya ini, “makasih ya kakak….” Jawab Windy dengan nada menggoda. Mendekati daerah alun-alun barat, seseorang pakai jaket biru mendekati mereka, rupanya Bimo datang menyambut mereka ditangannya tampak terjijing satu teko serta gelas plastik, “selamat datang, kalian pasti haus, ini aku bawain teh manis anget, ayo…” ujar Bimo sembari menyodorkan gelas-gelas plastik tersebut pada mereka dan mengisinya dengan teh manis hangat. “aduhhhh.., kamu baik sekali..” kata Arri sambil melirik ke arah Windy. Karena sepanjang jalan pendakian tadi Windy habis digodain oleh teman-temannya karena Windy yang tadinya ngga bersemangat mendaki jadi sangat ingin untuk segera sampai di Surya kencana ini dan penyebabnya agaknya si cowok yang tengah berdiri didepan mereka ini.

“mau lagi?” tanya Bimo pada Windy, saat isi gelas Windy sudah kosong. “ngga makasih” jawab Windy. “Gimana capek ya? Hebat padahal kamu baru pertama kali ya kesini tapi bisa sampe sini jam segini.” Puji Bimo dengan nada yang sunguh-sungguh.

“terang aja ada dopingnya dia” jawab Lucy dengan jahil. Windy hanya tersenyum manis, dan sangat manissss sekali senyum itu dilihat Bimo.

Begitulah semenjak itu hubungan Bimo dan Windy terus belanjut hingga menjadi sepasang kekasih yang sangat saling mencinta, Windypun semakin menyukai kegiatan alam bebas, sering mereka melakukan pendakian bersama, entah berdua saja atau beramai-ramai dengan teman-teman mereka. Bimo yang ternyata romantis dan pintar menulis puisi ini selalu berusaha menyenangkan hati kekasihnya Windy, kepintaran Bimo dalam memasak di gunung juga menjadikan Windy semakin menyukai mendaki gunung dengan kekasihnya ini. Biasanya kalau dia dan teman-temannya camping pasti ngga lain menunya Indomie melulu, tapi dengan Bimo, dia bisa makan sayur asem, goreng tempe balado, dan menu rumahan lainnya. Dan bukan itu saja Bimo sangat ngemong dia, mungkin karena usia mereka cukup terpaut jauh dan ini membuat kedewasaan Bimo merupakan tempat bermanja-manja yang cocok sekali dengan Windy. Semantara bagi Bimo, Windy adalah sosok wanita yang sangat dia puja kelembutan pribadinya tapi keras hati dan tidak menyerah.

Suatu hari setelah setahun hubungan mereka, tepatnya seminggu sebelum valentine, Bimo menelpon Windy mengajaknya untuk ikut rafting dengan teman-teman kantornya. “kan musim hujan Bim” jawab Windy ragu, “tenang aja, debit airnya bagus kok, aku dah cek sama operatornya” hibur suara Bimo diseberang telpon. Dan akhirnya merekapun begabung dengan teman-teman kantor Bimo berarung jeram di sungai Citarik. Perjalanan yang sangat menyengkan itu rupanya harus menghadapi cerita yang pahit.

Pada awal mereka memulai pengarungan, debit air sangat normal dan setelah satu jam pengarungan bencana itu datang, tiba-tiba saja skipper mereka sepertinya pada berusaha untuk menepi, semua ada 8 perahu, tapi yang baru menepi 6 perahu. Perahu yang satu berhasil ditarik oleh tim rescue dengan tali lempar, arus yang tiba-tiba sangat deras menujukan debit air yang naik rupanya tengah terjadi hujan di hulu. Perahu yang ditumpangi oleh windy dan Bimo tidak sempat lagi mendapat tali lempar dan akhirnya harus melewati dua jeram yang tidak bisa dihindarkan lagi, sementara bunyi jeram yang besar itu bergemuruh siap menunggu mereka, dan benar saja saat memasuki jeram perahu tersebut terbalik seluruh penumpangnya tercebut kedalam jeram. Bimo yang sudah menduga hal ini berusaha untuk tidak melepaskan Windy hingga mereka berdua tercebur ke sungai, tali lempar dari tim rescue menyelamatkan mereka, dengan susah payah mereka melawan arus berenang ke pinggir, hanya satu orang yang belum terangkat karena dia terjebak di terjebak di batu dan berpenggangan disana, Bimo melihat ini bermaksud akan kembali menolong temannya itu, “jangan Bim.. please bahaya….” “tenang aja yang, aku kan pegang tali pengaman nih” ujar Bimo sambil menunjukan tali lempar tim rescue, dan kemudian diapun bergegas menceburkan diri ke sungai menolong temannya, dengan sigap dia melilitkan tali tersebut ke badan temannya, namun malang tak dapat di tolak untung tak dapat diraih sebuah lidah air yang cukup kuat merenggut dan menengelamkan mereka berdua, winda mengigit bibir melihat kejadian itu, ujung lain dari tali lempar yang terhubung pada mereka berdua masih dipenggang erat oleh tim rescue dan tampak mengencang, tapi ternayta sosok yang muncul di ujung tali tersebut hanya satu orang, yaitu teman Bimo yang diselamatkan oleh Bimo. Bimo tidak ada. “Bimo…!!!!.., Bimo mana…? Mas… Bimo mana mas..” teriak Windy pada tim rescue yang menarik tali lempar tersebut. Sementara tim rescue yang lainnya berusaha mencari kebeberapa bagian sungai, nihil, tidak ada Bimo menghilang begitu saja ditelan oleh arus sungai citarik yang tengah menggila.

Sudah dua hari tim SAR melakukan penyisiran di lokasi hilangnya Bimo, tapi jenazah Bimo belum juga ditemukan, Windy yang tidak pernah menyerah selalu berada dilokasi menunggu jenazah kekasihnya untuk ditemukan, menginjak hari ketiga tanggal 14 February debit air sudah mulai normal kembali dan sekitar jam 3 sore jenazah Bimo ditemukan berjarak 50 meter dari tempat kejadian, menurut dugaan tim SAR jenazah Bimo yang masih mengenakan pelampung itu kemungkinan tersangkut dalam sebuah hole yang ada di dinding sungai dan karena arus yang kencang sewaktu debit air tinggi membuat jenazah tertahan didalam hole tersebut akibat tekanan dari arus air yang kencang.

Widy tidak bisa menahan kesedihan nya saat menyaksikan jenazah Bimo, tangisnya pun pecah seketika namun dia kemudian teringat betapa Bimo ingin dia selalu kuat menghadapi apapun dalam hidupnya, “Windy sepahit apapun hidup, kita harus kuat meskipun cobaan datang beruntun. Percaya aja Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya, jadi selalu tabah ya..” tergiang ucapan Bimo yang selalu dia ucapkan manakala Windy terlihat berputus asa menghadapi rintangan dalam hidupnya.

Tidak ada lagi Bimo yang dewasa, yang lucu yang baik yang pinter masak dan selalu siap menawarkan teh manis kesukaan Windy saat mereka nenda di gunung. Citarik telah merenggut kekasihnya tepat didepan matanya. Kejadian itu membuat Windy terobsesi dengan sungai ini, tepat dua bulan setelah kejadian itu Windy mendaftar untuk lowongan sebagai River Guide disalah satu operator Rafting di sungai Citarik dan setelah lulus seleksi akhirnya diapun didik menjadi seorang river guide wanita yang pertama di wilayah itu. Hari demi hari dia jalanin dengan mengarungi jeram demi jeram di sungai itu, kadang seperti terobsesi untuk emngalahkan sungai pembunuh kekasihna itu, pada awalnya kebencian pada sungai ini membuat dia ingin terus menaklukan sungai ini pernah juga dia nekat mengarungi sungai dengan memakai perahu karet canoe saat debit air sedang tinggi, dan dia seperti menantang jeram yang membalikan perahunya dulu, tapi semua itu bisa dia lewati, dan akhirnya kebencian pada sungai ini berubah menjadi rasa suka dan cinta. Begitulah waktu terus berjalan dihari-hari senggangnya sering di merenung di sungai ini mengenang kekasihnya Bimo.

Hari ini sudah dua tahun Bimo tiada, hari ini hari valentine, hari yang sama saat ditemukannya jenazah Bimo, hanya bedanya tahun ini debit air jarang sekali bagus meskipun hujan di hulu tapi debit air tinggi tidak bertahan lama mungkin karena hutan-hutan di hulu sungai sudah banyak yang gundul, akibatnya air lepas begitu saja.

Windy mengeluarkan secarik kertas dari tas kecilnya, kertas ini adalah puisi yang ditulis Bimo untuknya dulu

Windy,
Rindu itu kadang datang bagaikan sembilu
Mengiris dada mendatangkan ngilu
Tapi darah yang keluar semakin menghangatkan cintaku

Windy,
Rindu itu kadang datang bagaikan bayu
Membuai lembut merasuk kalbu
Membuat ku tak mau jauh darimu

Windy,
Aku rindu kamu….


Kekasihmu, Bimo

Puisi itu ditulis Bimo saat dia tengah mendaki gunung Leuser bersama temannya dan sebelum masuk hutan Bimo menyempatkan diri mengirim puisi itu lewat kantor pos bukannya lewat email karena menurutnya tulisan tangan dia akan lebih bisa menyampaikan rasa rindunya. Mata Windy terasa menghangat, ah Bimo… aku juga rindu sekali, batin Windy hatiku sepi Bimo sesepi riak Citarik hari ini.

"Windyyy…………ada tamu.. nyariin elo.. “ teriak Susi petugas frontdesk dari seberang sungai. Teriakan itu membangunkan Windy dari lamunannya. “Ya.!!” Sahut Windy sambil memasukan kembali secarik kertas itu dan menyeka matanya yang merebak basah. Bergegas dia meloncati batu kecil menuju tepian sungai dan menuju front desk, rupanya disana ada Luna, Anggi dan Lucy. “hey angin apa yang membawa kalian kesini,” ujar Windy setengah berteriak dan segera menghambur memeluk ketiga sahabatnya itu. “ya angin kangen lah sama elo masak angin badai” jawab Lucy masih dengan gaya khasnya, “Windy met valentine ya, kita ngga mau elo sedih dihari ini makanya kita datang” Anggi tersenyum saat mengucapkan kata-kata itu. “makasih ya” jawab Windy dan kembali matanya basah oleh genangan air mata. Terima kasih Tuhan kau telah memberikan sahabat-sahabat yang baik pada diriku.

Sementara riak Citarik terus mengalir bagai hidup yang terus bergulir. “Bimo selamat hari valentine ya” gumam Windy pelan sembari mengikuti ketiga sahabatnya menuju pinggiran sungai Citarik untuk duduk mengobrol bersama.



(cerita ini hanyalah fiksi belaka jika ada kesamaan nama dan tempat atau cerita dengan kejadian nyata itu hanyalah kebetulan saja)

Yariss.. Perut Gw Copot....hahaha


Pemeras Kecil
Seorang anak kecil yang bandel melihat kakaknya dicium oleh teman lelakinya. Esok harinya, ia menemui lelaki itu.

“Abang semalam mencium kakakku bukan?”
“Ya, tapi jangan keras-keras. Ini seribu untuk tutup mulut!”
“Terima kasih, ini uang kembaliannya lima ratus!”
“Lho, kok pakai uang kembalian segala?”
“Saya tidak mau nakal, Bang. Semua orang yg mencium kakak juga saya tagih lima ratus!”
“???!!!”

Salah Nurunin Resleting
Tumini seorang wanita dewasa pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.

Bus kota datang, tumini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi kakinya kok tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan roknya, tangan kiri menjulur ke belakang untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya agak longgar.

Tapi, ough, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga bus. Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus.


Tumini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Tumini.

“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!”

Si pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum kenal aja berani-beraninya nurunin resleting celana gue.”

PENYAKIT MENULAR
Seorang wanita yang cantik dan seksi pergi ke Dokter untuk mengkonsultasikan penyakitnya.
Pasien : “Dok, payudaraku kok terasa keras sekali dan sakit ya?”
Kemudian si Dokter mulai memeriksa dengan memegang payudara wanita tersebut untuk beberapa saat, dan si pasien kembali bertanya
Pasien : “Jadi bagaimana dok?”
Dokter : “Ini sepertinya penyakit menular. Sekarang ada bagian tubuh saya yang keras dan sakit.”

CARA MERAYU CEWEK
: “Abang, abang bener² cinta ga ama AKU?”
: “Tentu donk”
:” Buktinya?”
: “Walaupun laut terbentang luas diantara kita, aku akan berenang untuk sampai ke tempat mu”
: “terus?”
: “Walaupun beribu-ribu gunung menghalangi kita, aku akan mendakinya untuk terus bersamamu”
: “bener ?”
: “bener donk, dan WALAUPUN BADAI API MENGELILINGIMU, AKU AKAN MENEROBOSNYA UNTUK TERUS MENDATANGIMU”
: “terus kenapa kemaren gak dateng?”
: “GERIMIS…

Sakit kanker ato Aids??
Seorang penderita kanker di beritahukan oleh dokternya bahwa hidupnya tidak lama lagi hanya sekitar 2 minggu lagi. Mendengar khabar tak mengenakkan hati, ia memberitahukan anaknya untuk segera mengadakan pesta besar perpisahan.

Ditengah kawan-kawannya ia menyatakan : “Maaf teman-teman, Saya mengumpulkan Kalian agar tahu bahwa Saya tak lama lagi akan meninggalkan Kalian, AIDS telah merongrong tubuh Saya.”

Anaknya dengan heran bertanya : “Ayah, mengapa Ayah berbohong atas penyebab kematian Ayah?”

Ayahnya menjawab : “Sssst, aku tak mau salah seorang dari mereka akan tidur dengan Ibumu yang cantik setelah aku meninggal kelak !”

Kalo Kerja Pake Ini
Di suatu pinggiran kota, hiduplah seorang nyonya yang cukup (sedikit mampu) dengan pembantunya yang selalu buat masalah.

Suatu hari, pembantu itu memecahkan piring untuk kesekian kalinya... akhirnya nyonya itu memanggil pembantunya sambil memaki berkata," Minah....kamu ini gimana...dasar org goblok, makanya kalau kerja itu jangan pake ini (sambil nunjuk lututnya) tapi pake ini (sambil nunjuk kepalanya, otak-red)...kamu saya pecat.."akhirnya pembantunya pergi...

5 tahun kemudian, di suatu Supermarket..si Nyonya ketemu dengan pembantunya yang dulu tapi dengan pakaian yang mewah dengan banyak perhiasan emas...

Si-nyonya memanggil," Minah, kok kamu sekarang berubah..menjadi kaya...kok bisa????
Si-pembantunya menjawab," makanya Bu, kalau kerja itu jangan pake ini (sambil nunjuk kepalanya, otak-red) tapi pake ini donk (sambil nunjuk dii antara pahanya)...."?#$#@"

Kalau Main Dokter-Dokteran Jangan di Ruang Tamu
Sepasang suami istri tertangkap basah oleh anak mereka ketika sedang melakukan hubungan badan di ruang tamu. Pasangan suami istri itu berusaha menjelaskan kepada anak mereka yang setengah remaja itu, bahwa mereka sedang bergurau dan bermain dokter-dokteran.

Dengan santai si anak menasihati orang tuanya itu, "Kalau mau main dokter-dokteran jangan di ruang tamu, nanti kalau ada orang ngeliat kan disangka sedang melakukan hubungan suami-istri....!"

Cerita Yuu...!!!


Kumpulan Cerpen Lucu Banget Terbaru
Jika Anda sedang mengalami kelelahan dan bosan, maka tentunya membutuhkan sebuah hiburan yang dapat mengocok perut hingga akhirnya tertawa dan ceria menghilangkan penat dan masalah sejenak Anda. Oleh karena itu, mungkin cerpen lucu banget ini dapat membantu Anda yang sedang dilanda galau dan sedih untuk bisa tertawa bersama.

Kadang saat kita sedang serius membaca cerita, namun ternyata bisa saja pada bagian akhir cerita kita tertawa ngakak dikarenakan bagian yang lucu, itulah namanya cerpen lucu. Terkadang cerpen lucu ini merupakan cerita yang pendek sehingga tidak terlalu mumet dan kepanjangan untuk membaca cerita ini, tentunya dengan tujuan untuk bisa dipahami oleh semua kalangan.

Salah Kado

Kemarin aku ingin membelikan sebuah topi dan membungkusnya dalam kado untuk pacarku, dan ternyata salah bungkus. Malah yang kubungkus ternyata celana dalam, padahal di atas kado aku tulis "Sayang nanti kalau dipake rambutnya dikeluarin dikit ya".

Suami Nyasar

Sang suami pulang dengan hati senang. Begitu sampai dirumah ternyata si kucing sudah pulang duluan dan lagi asik nangkring diatas pagar.
Dengan marahnya si kucing dimasukkan kembali ke mobil. Setelah kira2 20 km dibawa keliling2 kucing itu dibua
ng ke jalan dan si suami pulang dengan hati lega.

Eeeeh,begitu sampai dirumah si kucing ternyata sudah duluan pulang dan sedang tidur2an di ruang tamu.
Kali ini sang suami benar2 habis kesabarannya.Si kucing dimasukan lagi ke dalam mobil lalu di bawa keluar masuk tol, keluar masuk gang kecil,belok kanan kiri,belok kiri kanan,masuk tol lagi,masuk gang lagi dan akhirnya dibuang kejalan.....

3 jam kemudian si suami nelpon istrinya.....

Suami : yank kamu dimana? Dirumah? kucing mu ada dirumah gak?

Istri : ada tuh lagi di teras.

Suami :cepet telponnya kasih ke dia !! aku nyasar nih. . . ! !

Orang Utan

Pada suatu hari semua orang hutan berkumpul mengadakan rapat,membahas tentang semua suku yang ada di indonesia. Ketika Raja orang hutan bertanya
“Hai kalian semua ….. kita akan bangun sebuah kota di hutan ini, masing-masing harus mendaftar sebagai suku yg ada di Idonesia,”
“iya….iya….iyaaaaa.” jawab semua
“kamu jadi suku batak,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku sunda ,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku madura ,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku dayak,”
“saya siap ,”
Ketika yang terakhir di tanya,
“Hai … kamu jadi suku jawa…..!”
Dengan muka masam yg terakhir menjawab,
“saya tidak mau jadi suku jawa”
Dengan tegasnya dan sambil marah-marah…!
“Apa alasan kamu kok nggak mau jadi suku jawa …?”
dia pun menjawab … dengan tegasnya …
“kalau saya jadi suku jawa saya pasti DITRANSMIGRASIKAN LAGI KE HUTAN !!!”

Pengadilan

Seorang suami menggugat cerai istrinya ke pengadilan. Di pengadilan, dia dihadapkan beberapa pertanyaan.
Hakim: “Apakah anda serius untuk menceraikan isteri Anda?”
Suami: “Serius Tuan Hakim”
Hakim: “Mengapa?”
Suami: “Karena ia diperkosa, Tuan Hakim”
Hakim: “Hah? Bukankah Anda harus membelanya. Bukan menceraikannya? “
Suami: “Seharusnya Pak Hakim. Tapi, saya lihat dia sempat ganti posisi…

Gajah Mati

Seorang Pemimpin sebuah Kebun Binatang mendapat laporan dari staffnya bahwa seekor gajah telah mati di kandangnya. Untuk mengecek kebenaran laporan tersebut sang Pemimpin Bonbin tiba di tempat kejadian dan menemukan seseorang yang sedang menangis di dekat bangkai binatang itu.

"Sebagai pawang gajah ini tentu anda sangat bersedih atas hal ini dan saya juga demikian, " sang Pemimpin mencoba menghibur.

"Saya bukan pawang gajah ini, Pak" sahut orang itu. "Tapi sayalah yang ditugaskan untuk menggali kuburannya.. Gajahnya kan gede banget pak... jadi saya galinya harus dalem banget... T_T"

Kecelakaan

Kecelakaan Lebih Banyak Yang Selamat dari Penumpang

Seorang Guru matematika bertanya kepada murid-muridnya:
Guru : “Seandainya pesawat Boeing 747 Lion Air dipiloti oleh penyabu, dan mengangkut 560 orang anggota DPR RI, meledak di ketinggian 1000 feet dan jatuh di pegunungan berbatu tajam dengan kemiringan 45 derajat, berapa kemungkinan yang selamat ?”
Murid-murid menjawab serempak dan tegas : “Yang selamat 250 Juta rakyat Indonesia, Bu!”